Selasa, 13 Agustus 2013

Tradisi Jawa di Hari Raya Idul Fitri dan Ajaran Islam

Mudik atau Pulang Kampung

Sebuah tradisi di Indonesia khususnya di Tanah Jawa yaitu  setiap tahunnya masyarakat Indonesia Pulang Kampung atau Mudik  sebelum Hari  Raya Idul Fitri

Seperti Tahun 2013
ini, mereka pulang kampung atau mudik……

Ada yang mengendarai sepeda motor,  mobil, kereta maupun pesawat terbang

Tentu saja mereka yang mudik membawa bekal yang banyak terutama uang buat keluarga atau saudara yang dinamakan uang fitrah untuk dibagikan kepada sanak saudara dan anak anak kecil

Bagaimana Tradisi tersebut ditinjau dari sudut Agama atau Ajaran Islam ?

Qs. Al An’aam
32. Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?

Qs. An Nahl
30. Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan." Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa.

Sudahkah kita membawa bekal untuk pulang kampung yang sebenarnya yaitu kampung akherat….?

Dan Kendaraan apa yang bisa kita pakai di dalam Perjalanan menuju Kampung akherat yang lebih kekal abadi…?

Itulah Petunjuk Allah di dalam masyarakat kita untuk bisa kita tafakuri dan ambil hikmah pelajarannya….

Tradisi lain di Tanah Jawa di saat Hari Raya Idul Fitri diantaranya adalah

A. Silaturahmi  kepada yang Dituakan atau Sungkeman

Lebaran identik dengan tradisi sungkem. Usai shalat Ied, yang muda sowan kepada yang wreda, yang murid sowan kepada yang guru. Datang membungkuk, melangkah sambil berjongkok, atur sembah lalu bersimpuh di lutut, untaian kata-kata mengalir dari bibir.Usai itu, yang disowani ganti bicara. Kedua tangan ditumpangkan di bahu yang sowan bersimpuh. Lalu peluk-cium. Lega. Apa isi adegan itu? Sekadar meminta maafkah? Sekadar memberi maafkah?

Di sebuah riwayat Hadits,
          "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami."

          Orang yang paling pantas dihormati dan dihargai adalah orang yang paling banyak ilmu dan amal ibadahnya. Rasulullah  bersabda:

"Sesungguhnya Allah SWT  mengangkat beberapa kaum dengan kitab ini dan merendahkan yang lain."

Orang Yang Dituakan ada 3 kategori yaitu
  1. Tua dalam Sifat atau Watak Pribadinya
  2. Tua dalam Ilmu atau Kepahaman Agamanya
  3. Tua dalam Usianya

Mereka yang menghormati Orang Yang Lebih Tua dalam 3 kategori tersebut maka akan mendapat Kehormatan di 3 alam yaitu di Alam Dunia ini, Alam Kubur dan Alam Akherat

B. Bila bertemu sanak saudara atau tetangga atau teman dan sahabat saling berlomba untuk meminta maaf atas kesalahan dan dosa

Mereka yang sudah menemukan Laku Pemaaf terhadap dirinya sendiri dan orang lain, hakekatnya sudah menemukan Kemenangan
 “…dan balasan kejelekan itu adalah kejelekan pula, namun siapa yang memaafkan dan memperbaiki (hubungannya), maka pahala baginya di sisi Allah. Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang dhalim. “(QS Asy Syura 40)

“…dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. At Taghaabun, 64:14)

“Allah tidak akan menambah kemaafan seseorang, melainkan dengan kemuliaan, dan tidaklah seseorang merendahkan dirinya karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatnya.” (Hadits riyawat Bukhari dan Muslim)

Kawan, ingatkah kisah saat Rasulullah menolak bantuan yang ditawarkan Malaikat Jibril untuk menimpakan gunung kepada masyarakat Thaif yang telah menghina Rasulullah dan para sahabat? Kala itu, Rasul membalas perlakuan masyarakat Thaif dengan memaafkan mereka.

Sebuah sikap bijak yang menjadi salah satu bukti betapa Nabi sangat pemaaf.

Kisah lain yang menunjukkan kemuliaan Nabi dalam hal memaafkan adalah saat beliau menjadi orang pertama yang menjenguk seorang Quraisy kala sakit, meski sebelumnya tak bosan-bosannya meludahi Rasulullah setiap hari.


  C. Memberi uang fitrah atau menyiapkan makanan di rumah

      Ini berarti perlambang bahwa orang yang sudah meraih kemenangan suka beramal

Diriwayatkan suatu ketika ada seorang tamu yang meminta sedekah kepada Kanjeng Nabi, namun di saat itu…tidak ada sedikit pun yang tersisa termasuk makanan….terbersit dalam Pikiran Nabi untuk menolak tetangga tersebut….namun tiba tiba datanglah Malaikat Jibril yang memberi petunjuk...agar Nabi tidak usah takut akan kemiskinan dan kekurangan…karena siapa yang suka beramal akan diberikan Kemulyaan sama Allah SWT…

lalu datanglah sahabat Nabi ke rumahnya….maka Nabi meminjam kepada sahabatnya untuk diberikan kepada sang teetangga yang sedang kekurangan itu…..

Begitulah Ajaran Islam yang Indah…yaitu Suka Beramal di kala susah maupun senang…..

Seperti Tradisi di Tanah Hawa yaitu memberi uang fitrah ataupun memberikan bingkisan…dan menjamu tamu…

Jika Ketiga hal diatas sudah menjadi kesenangan di dalam hidup kita, itulah Tanda Kemenangan dalam Diri kita , tidak hanya di 2 Hari Raya Idul Fitri namun Hari Hari yang kita jalani di alam dunia ini

Menghaturkan Permohonan Maaf Lahir dan Bathin untuk kesalahan dan dosa yang telah menodai Silaturahmi kita atas segala sesuatu baik perkataan lisan ucapan dan tulisan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja telah melukai hati kita

Minal Aidzin Wal Faidzin

Semoga Allah SWT mengampuni dosa dan kesalahan kita, kemudian melimpahkan Berkah dan Rahmat-Nya

Marilah Meraih Fitri atau Kesucian, yaitu Kemenangan Diri karena telah meraih Kesucian dalam Laku Kehidupan kita selama Bulan Puasa

Salam Masih Dalam Suasana Kebahagiaan Idul Fitri 1434 H

Salam Meraih Kemenangan Kemuliaan Diri  masih di Suasana Idul Fitri

Selamat Merayakan Kemenangan Wahai Jiwa Jiwa yang Fitri…!